Joko adalah seorang kakek berumur 65 tahun yang
telah memiliki 5 orang cucu, kelima cucu Joko ini merupakan anak-anak dari
keempat anaknya yang telah dewasa dan semuanya telah bekerja di luar kota dan
bahkan ada pula yang bekerja di luar pulau Jawa. Joko menjalani hidup
sehari-hari bersama istrinya yang setia. Istri Joko berusia 50 tahun, beda 15
tahun dengan Joko. Istri Joko merupakan istri yang setia yang telah menemani
dan hidup bersama Joko selama 40 tahun. Keduanya hidup di desa, sebut saja nama
desanya adalah Desa Sukamaju. Namun yang akan diutarakan oleh penulis pada
cerita ini bukan mengenai kehidupan Joko dengan istrinya melainkan kehidupan
Joko sebagai “Kakek Yang Beruntung”, mau tau kenapa si Joko disebut beruntung.
Ikuti saja cerita ini setiap episode-episodenya, don’t miss it.
Cerita ini bermula ketika Desa Sukamaju, tempat
di mana si kakek jagoan kita tinggal, kedatangan sepasang penganten baru dari
salah satu kota besar di propinsi Jawa Timur . Dan secara kebetulan, pada saat
itu rumah tepat di sebelah rumah Joko sedang kososng. Sepasang penganten baru
itu akhirnya memutuskan untuk menempati rumah itu karena rumah itu berada di
tempat yang strategis, selain dekat dengan jalan besar, hawanya sejuk dan adem
serta karena rumah itu dekat dengan pasar sehingga tidak perlu berjalan jauh
kalau perlu belanja kebutuhan sehari-hari. Mereka memutuskan untuk pindah dari
kota ke desa karena sang suami ditugaskan sebagai salah satu pimpinan di
Koramil I Desa Sukamaju. Setelah si Joko berbincang-bincang dengan calon
tetangganya itu, diperoleh informasi bahwa si suami bernama Andi berusia 25
tahun sedangkan istrinya bernama Dina berusia 21 tahun. Andi bekerja sebagai
Angkatan Darat pemula yang baru saja lulus akademi militer di kota asalnya.
Selama perbincangan sambil memperkenalkan dirinya dan istrinya, si Joko juga
bersikap ramah kepada sepasang calon tetangganya tersebut. Karena sikap Joko
yang ramah itulah Andi dan Dina merasa sudah nyaman dan tak perlu lagi khawatir
mengenai bagaimana pergaulan di desa yang baru akan mereka tinggali ini, bahkan
dalam waktu yang singkat itu mereka telah menganggap Joko dan istrinya
selayaknya bapak dan ibunya sendiri. Mereka tidak tahu apa yang ada di dalam
benak Joko pada saat itu. “It’s show time” kata Joko dalam hati.
Selama perbincangan yang akrab dengan Andi dan Dina itu, mata si Joko selau
mencuri-curi pandang kepada Dina yang ikut mendengarkan Andi ngobrol dengan
Joko. Si Joko tak henti-hentinya mencari kesempatan untuk mengintip kearah
tubuh Dina. Dina tidak memperhatikan perilaku Joko itu karena selain si Joko
cukup lihai dalam hal intip-mengintip sehingga tidak ketahuan juga karena Dina
terlalu asik mengobrol dengan istri Joko yang juga terkenal ramah di desa itu.
Dina adalah wanita yang cantik dengan kaca mata yang menambah keanggunannya,
tubuh Dina sangat sexy selain kulitnya yang putih banget bak pualam, terawat
layaknya cewek-cewek kota, mulus, juga karena kulitnya mengkilat bila terkena
cahaya matahari, serta rambutnya hitam panjang. Tapi yang membuat Joko menelan
ludahnya beberapa kali bukan karena itu tetapi justru karena ukuran buah dada
dan pantat Dina yang di atas rata-rata. Buah dada Dina berukuran kira-kira 40 A
sehingga hampir menyerupai buah melon yang menggantung indah, sedangkan
pantatnya sangat kencang sehingga seperti ada yang menariknya ke atas, sangat
bagus, bulat, kencang ke atas. Apalagi pada saat itu Dina menggunakan kaos
ketat berwarna putih dengan celana jeans ketat selutut, membuat si Joko ngaceng
walaupun usianya sudah tua bangkotan tetapi tidak dapat mengahalangi nafsu
kelaki-lakiannya. Setelah ngobrol kesana kemari, akhirnya istri Joko mengajak
Joko untuk pulang karena dia harus masak untuk hari ini. Joko mengiyakan dan
ikut pulang bersama istrinya walaupun hatinya masih ingin melahap pemandangan
gratis tubuh Dina yang super duper big bang HOT man!
Selama beberapa hari pertama pasangan pengantin baru itu hidup di desa, Joko
selalu dengan senang hati membantu tetangga barunya itu. Selain karena amal
juga memberikan kesempatan bagi Joko untuk menonton tubuh Dina yang sexy.
Selama beberapa hari ini, Dina sudah menjadi bintang desa. Karena sewaktu dia
pergi ke pasar, selalu menjadi tontonan para warga desa dan tukang ojek yang
setiap pagi selalu nongkrong di pasar dekat rumah Dina. Tetapi Dina cuek saja
terhadap perilaku warga desa itu, karena selain Dina memakai baju yang sopan
juga dia mencoba untuk bersikap ramah kepada siapa saja sehingga warga desa
yang pada awalnya bernafsu menjadi segan dan hormat kepada Dina. Andi memang
beruntung memiliki istri cantik dan bohay seperti Dina tetapi memang pantas
karena Andi yang seorang tentara dianugerahi wajah yang tampan sebanding dengan
istrinya yang cantik. Pernah pada suatu pagi ketika Andi sudah berangkat dinas,
Dina sendiri di rumah sambil bersih-bersih rumah. Dina pada saat itu yang
selalu memakai kacamatanya hanya menggunakan tanktop ketat berwarna putih dan
celana pendek ketat di atas lutut yang membuat payudara jumbonya dan pantatnya
sungguh menantang ke atas, siapa saja yang melihat Dina pasti akan onani
seketika saking terlalu seksinya istri Andi itu. Si Joko yang pada saat itu
menikmati hari-hari pensiunnya tidak ada pekerjaan sehingga dia iseng-iseng
berkunjung ke rumah tetangganya sambil mengharapkan jatuhnya durian nomplok
(bahasa apaan nomplok). “Rajin banget ibu ini” sapa Joko kepada Dina di depan
rumah Dina. “Ah, enggak kok pak udah biasa kayak gini”, jawab Dina yang kaget
tetapi tetap ramah. Dina tidak risih menggunakan pakaian yang super sexy itu
karena ia telah menganggap Joko sebagai pengganti orang tuanya di desa itu
padahal bila kepada orang lain, Dina selalu menjaga kesopanannya baik dalam
berpakaian maupun tingkah lakunya.
“Mangga mampir atuh pak Joko”, kata Dina mempersilakan Joko masuk dengan logat
sundanya. Joko yang tidak melepaskan kesempatan itu dengan basa basi dan malu
malu kucing mampir juga ke rumah penganten baru itu.
Setelah mempersilahkan Joko duduk dan membuatkan minum, Dina berkata, ” Pak,
tunggu sebentar ya saya mau ngepel lantai dulu, mangga diunjuk dulu atuh naon bapak
teak”,”Iya bu makasih enggak usah repot-repot bu”, jawab Joko basa basi. Dina
langsung mengambil lap basah dan mulai mengepel lantai sambil menungging yang
membuat pantatnya bergoyang-goyang ketika dia mengepel lantai bergerak dari
kiri ke kanan. Payudaranya juga bergoyang-goyang ke samping seperti mau keluar
menembus tanktop ketat yang dipakainya saat itu. Si Joko yang melihat
pemandangan itu hanya bisa menelan air liurnya sendiri sambil berpura-pura
minum yang telah disuguhkan oleh Dina. Seketika Dina merubah posisinya saat
mengepel lantai menghadap Joko, membuat tanktop berdada rendah yang dipakai
Dina saat itu membuat payudara Dina betul betul terlihat besar, putih, dan
mengkilat tekena cahaya saat Dina membungkuk mengepel lantai. Buah dadanya membusung
bulat bergoyang-goyang seperti buah melon bahkan pinggiran bra Dina terlihat
jelas saat itu. Sungguh pemandangan yang indah di pagi hari “betul-betul
kejatuhan durian nomplok!!!”,pikir Joko dalam hati. Bila tidak memperhatikan
posisinya sebagai sesepuh di desa itu, Joko pasti sudah onani di tempat saat
itu juga. Setelah hampir 10 menit mengepel, Dina akhirnya selesai dan duduk di
ruang tamu mendampingi Joko ngobrol masih dengan badan yang basah karena
keringat. Badan yang basah itu membuat kulit Dina yang putih itu kelihatan
mengkilat bercahaya dan bra yang dikenakan mengecap tembus dari balik
tanktopnya. Si Joko jadi tidak konsentrasi selama ngobrol dengan Dina, matanya
selalu terarah pada dada dan kaki Dina yang putih mulus jenjang tanpa cela.
Untung Joko merupakan kakek yang berpengalaman sehingga kegugupanya dapat dia
sembunyikan sambil terus mengobrol bersama Dina sampai Andi pulang dan Joko pun
pamit pulang.
Esok harinya di rumah, Joko hanya bisa melamun sambil menemani istrinya masak
di dapur. “Kapan aku bisa menjebol “gawang” Dina”, pikirnya yang sudah dirasuki
berbagai jenis iblis dan setan karena keseksian tubuh Dina yang seperti bintang
bokep Amerika itu tetapi yang ada pada Dina asli semua tidak seperti bintang
bokep Amerika yang kebanyakan disuntik silikon. Sungguh beruntung Andi bisa
punya istri yang cantik jelita, anggun yang lebih cocok jadi bintang sinetron
daripada jadi ibu rumah tangga seperti itu. Lamunan Joko dibuyarkan oleh
istrinya yang berteriak ,”Pak….Pak…Pak!” Joko kaget tak terasa dia air liur
menetes dari mulutnya NGILER hehehehe.
Keesokan harinya Joko kembali mampir lagi ke rumah Dina saat Andi sedang dinas.
Andi yang telah mengetahui hal ini menjadi rutinitas bagi Joko tidak keberatan
sama sekali karena selain Joko sebagai tetangga satu-satunya di komplek rumah
itu (NB: rumah Andi paling pojok, sedangkan rumah Joko tepat di sebelah
rumahnya) juga karena kehadiran Joko dapat menjaga istrinya yang bohay itu.
Menjaga atau justru Melahap tepatnya pikir Joko dalam hati. Saat itu Dina
sangat cantik karena rambut panjangnya diikat kebelakang sehingga menunjukkan
lehernya yang putih serta kacamatanya yang selalu digunakannya menambah kesan
anggun pada diri Dina. Dina yang pada saat itu memakai kaos berwarna biru
ukurannya sangat kecil menurut Joko sampai-sampai dadanya yang membusung bak
semangka mengangkat kaos ketatnya sehingga pusarnya tidak dapat tertutupi oleh
kaos itu. Joko yang saat itu berdiri sambil ngobrol menemani Dina memasak di
dapur terpaksa harus agak membungkuk karena penisnya sudah mengacung keras
maksimal Bos! Ingin rasanya langsung dia remas-remas balon besar itu sambil
menyodok-nyodok vaginanya yang belum pernah ia lihat itu.
Ketika Dina membalikkan badannya menghadap wajan saat ia memasak sehingga
secara otomatis dia mambelakangi Joko sambil terus ngobrol, Joko dapat dengan
leluasa melihat pantat indah kencang milik Dina yang saat itu terbungkus rok
khas ibu rumah tangga di bawah lutut tetapi entah karena ukuran rok tu yang
kekecilan atau pantat Dina yang semok sehingga pinggir celana dalam Dina
terlihat tembus mngecap di roknya. Pantatnya yang bergoyang-goyang saat ia
menggoreng membuat penis Joko yang mengacung tegak dari tadi akhirnya tak mampu
lagi menahan keluarnya muatan di dalamnya maklumlah karena sejak isteri Joko
menopause, Joko tidak pernah merasakan bercinta lagi. Karena sperma Joko yang
keluar prematur itulah ia minta ijin pulang terburu-buru kepada Dina dan ambil
langkah seribu. Dina yang sedang asik memasak terlihat bingung dengan perilaku
Joko itu. Dalam waktu 1 minggu Dina telah menjadi primadona di desa itu. Bukan
hanya para pemuda yang ingin merasakan tubuh wanita muda itu tetapi para orang
tua, kakek-kakek, remaja, bahkan sampai anak kecil ingusan pun ikut
mencuri-curi pandang saat Dina pergi ke pasar atau menjemur pakaian di luar.
Joko merasa beruntung karena menjadi tetangga seorang wanita yang diinginkan
bukan hanya warga desa tetapi mungkin desa tetangga pun mulai penasaran dengan
hanya sekedar lewat depan rumah pasangan pengantin baru itu. Dari perbincangan
yang dilakukan selama ini dengan Dina, baru diketahui oleh Joko bahwa Dina dan
Andi dating ke Desa Sukamaju ini sekalian berbulan madu tetapi hal itu belum
kesampaian karena Andi sangat sibuk dengan tugasnya sebagai salah satu pimpinan
KORAMIL I di desa itu. Dina berani menceritakan hal yang sangat pribadi ini
karena Joko telah dianggap sebagai bapaknya sendiri yang telah bersedia
menolong segala keperluan sebagai pendatang baru dan telah bersedia menemaninya
selama suaminya dinas. Joko menarik kesimpulan bahwa mungkin si Dina ini masih
orisinil alias belum pernah tersentuh alias masih perawan dong. Memikirkan hal
itu saja sudah membuat konaknya ngaceng ke ubun-ubun. It’s SHOW TIME pikirnya.
Sampai pada suatu saat di siang hari seperti biasanya Joko mampir ke rumah Dina
untuk menemaninya masak. Andi datang terburu-buru ke rumahnya dan langsung
mandi belum sempat bagi Dina atau Joko untuk menanyakan apapun kepadanya.
Setelah mandi baru Andi menceritakan bahwa ia akan ditugaskan selama 1 minggu ini
ke pulau Madura untuk menjaga Pilgub putaran 2 yang akan akan dilakukan di
sana. Andi tergesa mengepak barang-barangnya setealh itu berbicara sebentar
dengan Dina yang terlihat sedih dengan kabar itu tetapi dia harus kuat karena
itulah resiko menjadi istri tentara. Tak lupa Andi memberikan uang kepada
istrinya dan mengecup sayang dahi istrinya itu. Setelah mencium istrinya, Andi
berbicara kepada Joko dan memberikan amanah untuk menjaga dan memenuhi segala
keperluan istrinya. Joko mengiyakan dan mereka bersalaman. Andi segera
berangkat naik ojek dan hilang dari pandangan, Joko mulai berpikir yang
macam-macam sambil melihat istri Andi yang masih terlihat sedih itu. “1 Minggu
bersama Dina, hehehehe cukup lama!”, katanya dalam hati. (Dasar si Joko tua-tua
keladi makin tua makin keladi hehehe salah ya!) Malam harinya Joko pamit kepada
istrinya untuk manjaga rumah Dina sampai jam 11 malam. Istri Joko
mengijinkannya dan menaruh curiga sedikitpun kepada Joko, karena selama
kehidupan pernikahannya yang telah mencapai usia 40 tahun itu Joko tidak pernah
macam-macam, jangankan berselingkuh melirik wanita lain pun tidak. Mungkin
hanya Dina yang sanggup meruntuhkan keimanan Joko karena bodinya yang bohay montok
itu masih perawan lagi.
Petang itu Joko sudah standby di rumah Dina sambil nonton TV di ruang keluarga
sambil minum kopi yang disediakan Dina tadi. Dina yang sedang mencuci piring di
dapur ikut ngobrol dengan Joko. Setelah keluar dari dapur, Dina membawa handuk
yang menandakan ia akan mandi menuju ruang belakang. Nafsu Joko melonjak naik
dalam situasi seperti ini namun Joko masih stay cool sambil mencari-cari titik
kelemahan cewek bohay ini, apapun yang terjadi dia harus bisa menancapkan
penisnya dalam-dalam ke dalam vagina pelacur satu ini pikir Joko yang mulai tak
terkendali. Sesaat kemudian Dina mandi dan tanpa sengaja meletakkan kacamatanya
di ruang keluarga tempat Joko nonton TV. 10 menit berlalu tiba tiba Joko
dikagetkan oleh panggilan Dina, “Pak…Pak Joko tolong ambilkan kacamata saya di
ruang tengah pak..”. “Sebentar bu….” jawab Joko, “Cepetan Pak…. mata saya kabur
tanpa kaca mata ” mendengar kata-kata terakhir Dina itu Joko kaget dan otaknya
mulai berpikir, “akhirnya aku tau juga kelemahanmu Dina!!! Hehe” senyum Joko
mengembang. Joko segera menghampiri kamar mandi, betapa kagetnya ia saat
melihat pintunya sedikit terbuka. Joko mencoba mengintip ke dalam secara
perlahan-lahan dan yang membuat Joko tambah kaget bercampur senang adalah Dina
dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai kain menutupi tubuhnya yang montok
sexy itu. Anehnya mata Dina menghadap ke arahnya tetapi dia tak bereaksi sama
sekali. “Pak …. Mana kacamata saya !!!!,cepet pak saya tak bisa lihat kalo
gini”, jerit Dina. Joko yang mendengar hal ini langsung mendapat ide yang
sangat busuk. Dia mencoba membuka pintu pelan-pelan dan masuk secara
mengendap-endap sehingga Dina tidak menyadari kedatangannya. Dina betul-betul
buta tanpa kacamatanya apalagi lampu di desa itu remang-remang sehingga
membatasi jarak pandang siapapun yang bermata normal apalagi Dina yang matanya
negatif 30. Sekejap Joko telah berada di dalam kamar mandi dengan leluasa dia
menikmati pemandangan yang sangat menggairahkan.
Bodi Dina sangat sexy bohay montok banget, putih mengkilat karena sisa air
sehabis mandi tadi. Rambutnya yang hitam panjang sepunggung terlihat segar
karena basah, dan yang membuat Joko tidak kuat adalah buah dada Dina yang bulat
besar seperti melon mendekati semangka. Walaupun payudara Dina sangat besar
tetapi sangat kencang tegak mengacung ke atas tidak menggelambir dan dower
seperti payudara besar pada umumnya. Putingnya berwarna merah muda khas perawan
yang mengacung ke depan padahal ia belum terangsang tetapi bentuk putingnya
sangat bagus sempurna. Ditambah dari ujung puting itu menetes air yang berasal
dari bagian atas tubuh Dina membuat Joko ingin menggigit gemas puting itu kalau
bisa sampai Dina kesakitan. Setelah puas menonton lekuk tubuh sempurna bagian
atas Dina, Joko memalingkan pandangannya menuju bagian bawah tubuh Dina. “Pak
Joko mana kacamata saya, lama banget!!” teriak Dina. Dengan begini Joko
mengetahui bahwa Dina belum menyadari dia ada di sebelahnya menatap liar tubuh
yang seharusnya hanya untuk suaminya saja itu. Lanjut!!! Pikir Joko
bersemangat. Melihat bagian bawah Dina membuat sperma Joko ingin meledak saja
dari dalam celananya. Bagaimana tidak, perut yang ramping dan kencang (karena
selama di kota Dina rajin fitness) ditambah rambut vagina yang dicukur rapi
sehingga membentuk huruf V terlihat menggoda di vagina Dina. Vagina Dina yang
masih perawan juga terlihat sexy dengan dua gundukan yang menggemaskan menutupi
lubang yang belum terjamah oleh laki-laki manapun. Lubang inilah yang
diinginkan oleh seluruh warga desa untuk dijebol dan kalau bisa menghamilinya
sampai jadi anak kalau bisa karena bodi Dina yang semlohai.
Pantat Dina pun sangat sempurna masterpiece (bahasanya duh duh duh) pikir Joko
sangat bersih putih basah oleh air sangat kencang menantang bahkan seperti
terangkat ke atas padahal Dina hanya berdiri biasa normal tetapi pantatnya seperti
menungging. Seketika seperti biasanya, sperma Joko meledak begitu saja di dalam
celana yang membuat kakek itu keluar dari kamar mandi dan meletakkan kacamata
Dina di meja depan kamar mandi “I..Ini bu uuuhh.” Kata Joko sambil bergetar
setelah celananya basah oleh spermanya yang banyak itu. Joko pamit kepada Dina
dan langsung terburu-buru pulang untuk mandi dan membersihkan celananya yang
basah. Melihat Joko mandi malam-malam membuat istri Joko beingung buat apa dia
mandi malam-malam begini. Dalam hati Joko berkata,”awas ya Dina…tunggu
pembalasanku”. Joko merasa dipermainkan oleh bodi Dina yang seksi itu walaupun
Dina tidak tahu apa yang salah dengan bodinya. Joko berniat tidak akan puas dan
akan mati gentayangan bila dalam hidupnya yang telah senja ini tidak sempat
menjebol sedalam-dalamnnya menembus vagina Dina yang menggiurkan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.