Udara pagi masih berkabut tipis, jam di dinding menunjuk
ke angka 6. Alfi sudah siap berangkat ke sekolahnya bersamaan dengan Dian akan
berangkat kerja.
“Ayo fii nanti kita telat!” ujar Dian sembari
menstarter mobilnya.
“Sebentar kak!!”
Alfi memagut bibir Sandra sebelum keluar dari pintu
depan.
“Emppp…. sudah ahh nanti kamu terlambat” ujar Sandra
seraya merapikan kerah baju Alfi yang belum rapi.
Alfi berlari menuju mobil ia masih sempat
melambaikan tangan sesaat sebelum mobil yang membawa mereka lenyap dari
pandangan Sandra. Pagi itu terlihat Sandra sendirian di rumah sedang menuju ke
ruang cuci sambil membawa segelas kopi panas, Ia mulai merendam seprey
kotor berlumuran sperma kering Alfi, sesekali ia menyeruput kopinya untuk
menghilangkan rasa kantuk masih membayangi kepalanya. Persetubuhan semalam sungguh
menyisahkan keletihan. Alfi.. anak itu menyetubuhi dirinya mulai sejak sore
hingga larut malam seperti biasanya. Setiap malamnya selalu Alfi minta
persetubuhan.
Untung saja di sini ada Dian, rasanya ia tak akan
sanggup meladeni nafsu bocah itu apabila sendirian. Namun terkadang Sandra juga
merasa kasihan pada sahabatnya itu. Dian yang masih capek saat pulang bekerja
dari kantor tak banyak waktu untuk beristirahat, baik Ia maupun Dian tak dapat
pernah dapat menolak apabila Alfi memintanya bercinta malam itu. akibatnya Dian
terkantuk-kantuk di kantor keesokan harinya. Terkadang Alfi menginginkan
persetubuhan bertiga, meski ia lebih menyukai menggarap mereka berdua satu
persatu pada setiap malamnya secara bergiliran. Seminggu yang lalu mereka masih
bertiga dengan Nadine menerima jatah ‘digiliri’ oleh Alfi. Namun saat ini
kehamilan Nadine memasuki masa 7 bulan, Sandra dan Didiet tak lagi
mengijinkan Alfi mendatanginya.
Memang Alfi bagai memiliki energi yang besar dan tak
pernah lelah. Sandra dan kedua sahabatnya benar-benar dibuat bertekuk lutut
oleh kejantannya. Sebenarnya Alfi senang bersetubuh dengan Nadine dalam kondisi
payudara gadis itu semakin kencang. Ia sungguh tak sabar menanti kedua puting
tersebut mengeluarkan air susu. Dihisapnya puting Nadine kuat-kuat sampai gadis
itu terpekik-pekik kegelian.
“percuma saja sayang….kamu harus menunggu sampai
putrimu lahir dulu setelah itu baru kamu bisa meminumnya sebanyak mungkin yang
kamu mau” terang Niken.
Alfi merasa bangga benihnya tetanam dan tumbuh dalam perut Nadine. Ia memang adalah bapak biologis dari bayi yang dikandung Nadine. Namun Alfi tetaplah anak bau kencur yang belum cukup umur untuk bertanggung jawab sebagai seorang bapak. Suami Sandra, Didiet telah menikahi Nadine dengan maksud menghindari permasalahan yang bakal timbul akibat kehamilan itu. Untuk sementara Nadine tinggal bersama ibunya. Tak seorangpun mengetahui kejadian sesungguhnya kecuali mereka berempat, termasuk ibu Nadine. Ia percaya bayi tersebut adalah dari hasil hubungan putrinya dan Didiet.
Alfi merasa bangga benihnya tetanam dan tumbuh dalam perut Nadine. Ia memang adalah bapak biologis dari bayi yang dikandung Nadine. Namun Alfi tetaplah anak bau kencur yang belum cukup umur untuk bertanggung jawab sebagai seorang bapak. Suami Sandra, Didiet telah menikahi Nadine dengan maksud menghindari permasalahan yang bakal timbul akibat kehamilan itu. Untuk sementara Nadine tinggal bersama ibunya. Tak seorangpun mengetahui kejadian sesungguhnya kecuali mereka berempat, termasuk ibu Nadine. Ia percaya bayi tersebut adalah dari hasil hubungan putrinya dan Didiet.
Awal kejadiannya bermula saat Sandra datang
mengunjunginya beberapa bulan yang lalu. Ia begitu terkejut saat Sandra
mengatakan ingin meminang putrinya untuk Didiet.
Sandra merupakan sahabat Nadine sejak kecil. Bahkan
Ia dan ibu Sandra merupakan sahabat baik sejak lama. Sandra mengarang cerita
yang membuat ibu Nadine percaya. Ia menjelaskan keadaan dirinya yang tak
mungkin mendapat kehamilan di sebabkan oleh suatu kelainan genetic. Lebih
lanjut ia mengatakan saat ini rumah tangganya di ambang perceraian karena Didit
menginginkan seorang anak darinya.
“Nadine sudah setuju akan hal ini, bu. kami hanya
tinggal meminta doa restu dari ibu”
“Tapi Nak Sandra..apa sudah tidak ada jalan keluar
yang lain, apa kamu mau dimadu oleh sahabatmu sendiri” ujar ibu Nadine saat
itu. Ia menganggap anak jaman sekarang suka berlaku yang aneh-aneh.
“Ketimbang Didiet harus menikah dengan gadis
lain, aku lebih rela berbagi dengan sahabat ku sendiri. Bu, tolong saya
menyelamatkan perkawinan ini, buu…” mohon Sandra sambil bersimpuh di kakinya.
“Aiihhh…..” wanita tua itu menghela napas lalu
berkata lagi.
“Apa kamu dan suamimu sudah memikirkan matang-matang
hal ini”
“Sudah, bu”
“Baiklah ibu ijinkan Nadine menikahi suamimu namun
ibu mau bertemu dulu dengan Nadine dan juga…… suami egoismu itu dulu! Ibu mau
jewer kupingnya dulu.. masa ia tega menelantarkan wanita semolek kamu hanya
karena demi keturunan!!” ujar ibu Nadine sewot.
Sandra tersenyum geli dalam hati , biar Didiet yang
menanggung resikonya. Bukankah ini adalah buntut dari fantasi anehnya tempo
hari. Ia juga gembira usahanya telah berhasil untuk menyakinkan ibunya Nadine
hari ini. Beberapa minggu kemudian pernikahan tersebut berlangsung secara
sederhana dan hanya dihadiri beberapa keluarga dekat saja.
———————-
TingtonG!!!!
Suara bel berbunyi nyaring. Sandra melepas
celemeknya lalu berjalan menuju ke arah ruang tamu untuk melihat siapa yang
datang. Saat daun pintu dibuka sebuah wajah cantik bertubuh tinggi semampai
menebarkan senyum ramah ke arahnya.
“Selamat pagi, bu Sandra ya?”
Sandra heran bagaimana wanita ini mengenal namanya,
seingatnya ia belum pernah mengenal wanita ini.
“Selamat pagi, ya benar saya Sandra, ibu siapa?”
“Saya Niken, gurunya Alfi bu”
Sandra ia tertegun sejenak saat menyambut uluran
tangan tamunya. ternyata inilah gadis yang sempat membuat Alfi sampai jatuh
sakit beberapa bulan yang lalu. Anak itu sempat menderita demam tinggi selama
satu minggu, Dian mengatakan Alfi habis pergi kemping selama dua minggu dan
tahu-tahu pulang dalam keadaan demam tinggi. Saat tidur terkadang terdengar
bibirnya mengigau menyebut-nyebut nama Niken berulang-ulang.
Setelah demamnya redapun Alfi lebih banyak diam
dalam kesedihan bahkan sempat tidak mau makan. Anak itu baru mau bicara setelah
dibujuk-bujuk Sandra dan Dian. Kedua wanita itu terkejut mendengar
penuturan Alfi, mereka sebenarnya agak kuatir jika Alfi sampai melakukan
aktifitas seksual dengan perempuan lain selain mereka bertiga dengan Nadine.
Alasannya mereka takut semua rahasia dalam rumah ini tersiar keluar. Kini
wanita itu sudah berdiri dihadapannya. Pantas saja Alfi sampai tergila-gila
setengah mati, ternyata wanita ini memang luar biasa cantik!
“Ohh!!..” Sandra baru menyadari ke bengongannya.
“maaf saya lupa mempersilakan anda masuk…mari silakan bu” Sandra mengajak
tamunya duduk.
“Sebentar ya …”
“Ngga usah repot-repot bu..”
“Oo..ngga pa pa, engg baiknya jangan panggil saya
ibu, cukup Sandra saja, biar kedengaran akrab”
“Ohh..baiklah, kalau begitu panggil saja saya Niken
atau Nien”
Tak lama kemudian Sandra kembali sambil membawa
segelas teh hangat.
“Silakan diminum”
“Alfi sering membicarakan kamu….Nien” ujar Sandra
membuka pembicaraan.
Sambil mengamati gadis dihadapannya. Ia belum
mengenal Niken, memang selama ini Alfi telah banyak menggambarkan sifat-sifat
gadis ini.
“Benarkah? Bagaimana dengan sekolahnya, apa dia
masih sering bolos?”
“kadang-kadang sih, namun sampai saat ini nilai
raportnya masih cukup baik, Cuma beberapa bulan belakangan ia jadi agak
pendiam”
“Ohh..demikiankah?” Timbul perasaan bersalah
pada hatinya, ia menduga pastilah ia yang menyebabkan anak itu jadi demikian.
Sejak menikah dengan Donie, sudah hampir enam bulan
ia tak pernah bertemu lagi dengan Alfi. Dan Ia masih ingat kala itu Alfi
menangis menghadapi perpisahan dengannya. Satu bulan sebelum resepsi pernikahan
berlangsung Niken telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai pengajar di
sekolah tempat ia mengajar. Alasannya karena Donie menginginkan istrinya tetap
di rumah saja.
“Apakah Alfi pernah mengatakan mengenai hubungan
kami padamu?” ujar Niken agak ragu saat menanyakan hal tersebut pada Sandra.
Bukan disebabkan perasaan takut namun semata-mata karena malu. Ia sedikit
banyak sudah tahu sifat Sandra dari Alfi tempo hari. Alfi pun begitu memuja
gadis cantik ini bak seorang dewi. Meski agak ceplas-ceplos Sandra adalah gadis
yang hangat penuh kasih sayang.
“Ya…Alfi sudah menceritakan semuanya” jawab Sandra
tersenyum geli melihat sikap Niken yang kikuk
Wajah Niken bersemu merah karena malu.
“A..a.ku jadi tidak enak padamu Sand..”
Lalu tanpa diduga air mata Niken mengalir dan Gadis
itu mulai terisak-isak. Sandra sungguh terkejut. Ia raih bahu gadis itu lalu
memeluknya. Perlahan ia membelai rambut nya Lama tangisnya baru reda. Keakraban
menjalar pada keduanya,
“Ngga usah kuatir Nien.. rahasiamu adalah rahasiaku
juga..kamu maukan menjadi sahabatku”
Niken mengangguk kecil. Ia begitu terharu atas
penerimaan Sandra padanya
“Makasih Sand..”
Setelah berbicara banyak, Sandra dapat menilai
ternyata pendapat Alfi selama ini tidak salah kalau Niken adalah seorang gadis
yang lembut dan baik hati. Tak ada kesombongan dari nada bicaranya, bahkan tak
pernah sekalipun sejak tadi Sandra mendengar ia membicarakan ataupun
menjelekan-jelekan orang lain. Bagai dua orang sahabat lama mereka mencurahkan
perasan hatinya satu sama lain. keakraban di antara keduanya semakin lama
semakin menguat. Sandra sangat menghargai kepercayaan yang Niken berikan, Gadis
itu mau berbagi hati dengannya. Perlahan gadis itu menceritakan banyak tentang
dirinya, rumah tangganya yang hambar, dan lain-lain. Saat Niken menunjukan foto
dirinya bersama sang suami pada Sandra, ia cukup terperanjat melihatnya.
“Di..akah suamiimu..?”
“Ya.. apa kau mengenalnya?
“Suamimu ternyata adalah teman suamiku Didiet sejak
lama, meski mereka bukanlah teman akrab. Aku pernah satu kali bertemu dengannya
saat menemani suamiku bertugas di kota G tempo hari. Tak kukira ternyata ia
adalah suamimu”
Sandra banyak tahu tentang kebiasaan Donie dari
Didiet suaminya. Donie gemar bergonta ganti pasangan, terkadang pasangannya hari
ini berbeda dengan yang ‘dibawanya’ besok. Padahal Didiet mengatakan bahwa
Donie akan menikah dua bulan kemudian. Namun Donie yang saat itu ke kota G
bersama seorang gadis muda. Sandra tahu perempuan itu cuma ‘mainannya’
Donie. Sandra sungguh tak menyukai lelaki seperti Donie. Jika di bandingkan
dengan suaminya Didiet , Donie bukan apa-apa.
Didiet memang ‘sakit’ namun ia merupakan suami yang
setia dan hangat terhadap istri.
Hubungan seksnya dengan Dian dan Nadine pun atas
sepengetahuan dan ijin dari Sandra terlebih dahulu. Sandra sangat menyayangkan
jika gadis istimewa seperti Niken menjadi istri pria macam Donie. Namun hatinya
senang pada kenyataannya Alfi-lah pria pertama yang telah ‘menjebol
keperawanan’ Niken. Lebih lanjut Niken menuturkan kehidupan kamar tidurnya yang
hambar. Meski suka bergonta ganti cewe, ternyata Donie bukanlah seorang
suami yang mampu memberikan kepuasan nafkah batin bagi istrinya. Diranjang ia
adalah seorang pecundang sejati. Sejak awal menikah ia tak pernah sekalipun memberikan
orgasme pada Niken. Malam pertama mereka lalui hanya meninggalkan kesakitan
bagi Niken saat selaput daranya robek. Tidak lebih dari itu. Ia lebih sering
kalah sebelum bertempur. Paling-paling hanya sempat memasuki istrinya setengah
menit ia sudah jebol. Kalaupun ia menebar pesona kesana kemari kepada setiap
wanita cantik, itu cuma untuk menutupi kekurangannya sebagai lelaki agar orang
melihat dirinya seakan lelaki normal. Ketidakmampuan memuaskan istrinya yang
cantik sangat membanting harga diri Donie sebagai lelaki sehingga ia semakin
larut dengan prilaku buruknya. Dengan berbagai alasan ia selalu meninggalkan
istrinya sendirian di rumah.
Penderitaan Niken bertambah saat sang bunda
meninggal dunia satu bulan yang lalu. Ia makin tak ada tempat mengadu dan bagai
orang yang kehilangan pegangan dalam menghadapi hidupnya. Namun nasehat ibunya
seakan selalu menari-nari di telinganya , bahwa seorang istri yang baik
haruslah senantiasa menjalankan kewajibannya melayani suami, meski apapun yang
sedang terjadi. Sandra menangkap penderitaan dari wajah Niken. Sungguh ia
merasa sangat iba pada nasib gadis itu. Ia bersukur hidupnya lebih beruntung
dibandingkan dengan nasib Niken. Setidaknya ia mendapatkan kedua-duanya suami
yang setia dan kehangatan badani dari Alfi.
“Aku harap kamu jangan pulang dulu, bukankah tadi
kamu bilang jika suamimu sedang ke kota G?”
“Betul Sand emang kenapa?”
“Tidakkah kamu ingin menunggu Alfi pulang dari
sekolah? Atau..kangen pada kehangatannya?”
Niken tersipu malu mendengar bahasa Sandra yang
begitu vulgar baginya. Sejak kecil ia diajari bertutur bahasa yang halus,
hingga akhirnya ia menjadi seorang pendidik.
“Se…baiknya ja..ngan Sand”
“Nga pa pa Niken manis aku tak cemburu Kok. Perlu
kamu ketahui satu bulan ini aku dan Dian hampir semaput meladeni ‘kenakalannya’
di tempat tidur , lagian Alfi pasti kecewa jika kamu tak mau menemuinya.” ujar
Sandra sambil menggenggam telapak tangan Niken. Ia ingin Niken dapat merasakan
ketulusan hatinya.
“Ta..pi..Sand”
“Ngga ada tapi-tapian kamu sudah terlalu lama
‘puasa’. Aku tak ingin lagi melihat kesedihan pada wajah cantik ini”
Niken tahu Sandra berniat tulus membantunya. Tentu
saja ia mendambakan perjumpaan dengan Alfi. Kebersamaannya dengan Alfi dulu
telah meninggalkan kenangan indah dan selalu membekas dihatinya. Begitu sulit
untuk dilupakan sampai terkadang ia sering mendapatkan mimpi erotis dalam
tidur-tidurnya.
“Sandd… makasihh.. kamu baik sekali padaku” ujar
gadis itu lirih.
Sandra memeluk erat sahabat barunya itu sebelum
tangisnya meledak lagi seperti tadi sambil berbisik.
“Nien.. aku turut prihatin dengan keadaanmu biarkan
aku dan suamiku membantumu mendapatkan lagi kebersamaanmu dengan Alfi ….
”
Seakan mendapat pencerahan dan dadanya terasa
longgar terlepas dari sebagian bebannya selama ini . Niken terlihat ceria
bercanda ditemani Sandra Terkadang terdengar tawa mereka berderai memenuhi
ruangan. Hingga berjam-jam tak terasa. Hari sudah menunjukan pukul satu siang.
Sandra bangkit dari duduknya sambil menarik tangan Niken
“Nien ikut aku ke kamar sebentar, ada yang ingin aku
perlihatkan padamu”
Niken menurut meski ia masih diliputi tanda tanya.
Saat Sandra membuka daun pintu sebuah lemari pakaian Niken dapat melihat di
dalamnya ada banyak pakaian dalam dan sejenisnya di situ. Sandra mengambil
sebuah Lingerie atau sejenis pakaian dalam yang seksi berenda-renda berwarna
hitam.
“Nien coba kamu pakai ini, Alfi paling suka dengan
warnanya karena kontras dengan warna kulit kita”
“Sand aku.. tak pernah…”
“Pakai saja Nien, Aku ingin Alfi melihat bidadarinya
dalam kecantikan yang sempurna”
Niken agak jengah gaya liar Sandra yang sangat
bertolak belakang dengan dirinya. namun di dalam hatinya ia membenarkan ucapkan
Sandra. Sungguh iapun ingin terlihat menyenangkan Alfi. Lingerie itu diraihnya
lalu dihadapan Sandra ia menganti pakaiannya.
“Ck..ck.ck..tubuhmu sempurna sekali Nien, pantas
saja si Alfi klepak-klepek ”
“Aku jadi malu kamu puji terus, kulihat tubuh kita
berdua tak berbeda Sand buktinya saat bersamaku ia sering muji-muji kamu dan
kedua temanmu, katanya kak Sandra bohai-lah, kak Dian punya body gitar-lah dan
bahkan ia paling suka payudaranya Nadine bagai melon kembar katanya.”
“Hi..hi..hi iya ya dia emang suka muji kami
seperti itu, kalau aku ngga salah ia sering menyebutmu….”
“bu guru molek” ujar mereka berdua nyaris
berbarengan.
Mereka berdua lantas tertawa cekikikan.
“Eng.. Nien apakah Alfi mempunyai pacar di
sekolahnya saat kamu masih mengajar di sana?”
“Setahuku tidak ada Sand. Kenapa kau tanyakan hal
itu?”.
“Aku hanya cuma kuatir bila ia sampai pacaran dengan
gadis seusianya, kupikir belum tentu gadis seusia itu mampu menerima
kejantannya yang ngga ‘normal’ itu bisa-bisa kewanitaan mereka cidera oleh
Alfi, kita sebagai wanita dewasa saja kelabakan meladeninya bukankah sudah kau
rasakan sendiri”.
“Iya juga sih namun sepertinya Alfi tidak tertarik
dengan gadis-gadis seusianya walau di sekolah banyak siswi yang cantik.
Bahkan ia pernah mengatakan kalau ia cuma suka dengan wanita yang
tubuhnya sudah tumbuh sempurna seperti kita..”jelas Niken
“Syukurlah jika demikian”
Tingtong!! Bel kembali berbunyi
“Itu pasti Alfi Nien, biar aku saja yang
menyambutnya sebaiknya kamu tunggu ia disini biarkan ia mendapat kejutan”
Niken bergegas merapikan diri. Ia berdiri menunggu
di depan kasur. Bagian atas lingerie itu bagai hanya tergantung pada ujung
payudara indahnya. Sedangkan bagian bawahnya melayang menghiasi kedua batang
pahanya yang putih mulus. Sandrapun memberinya sebuah celana dalam berwarna
senada yaitu hitam berenda yang terlihat mengintip mengoda dari balik lingerie-nya.
Jantungnya berdetak keras menantikan pertemuan yang mendebarkan ini. Sementara
itu Sandra membukakan pintu. Alfi langsung memeluk dan membekap bibirnya dengan
ciuman.
“Emmpp…”
Anak ini selalu begitu… Ini juga merupakan daya
tarik seksual dari Alfi. Ia selalu hangat dan penuh gairah di setiap situasi
kepada setiap gadisnya namun tentu saja hal ini tak berlaku jika ada orang lain
yang melihat. Sandra begitu menyukai kemesraan yang ditunjukan Alfi itu.
“Ihh..baunya!..sana mandi dulu yang bersih. Kakak
tunggu kamu di kamar tidur kakak kalau kamu udah wangi, kakak punya kejutan
besar buat kamu” ujar Sandra begitu ciuman itu terlepas.
“Asiikkk… kejutan apa ya kak?”
“Ada aja deh, pokoknya kamu pasti suka”
Meski diliputi rasa penasaran namun tanpa menunda-nunda
lagi Alfi bergegas membersihkan diri. Ia tahu para wanita begitu
sensitive terhadap kebersihan tubuh pasangannya. Bau yang tidak enak dapat
menurunkan gairah mereka dan dapat menggangu kemesraan yang sedang berlangsung.
Seluruh tubuh termasuk batang penisnya ia sabuni terutama pada bagian kulit
kulupnya dan juga pada setiap lipatan yang ada. Pernah satu kali dr.Lila
menawarkan pada Sandra agar bagian kulup itu di buang saja atau disunat. Namun
ke tiga gadis itu menolak. Mereka justru menyukai bagian itu yang katanya
paling seksi dari penis Alfi
Setelah yakin tubuhnya bersih, Alfi mengeringkan
diri. Lalu tanpa mengenakan pakaian terlebih dahulu ia bergegas menuju ke kamar
Sandra. Penisnya sudah tegang dan kaku itu berayun-ayun saat ia berlari kecil.
tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Ia menerobos masuk.
“Kakk Sandraaa..Alfi suddahh… siaaa……”
Tiba-tiba saja Alfi tak bisa menyelesaikan
kalimatnya, suaranya seakan-akan tercekat tersangkut pada kerongkongan.
Pandangannya menatap kaku kedepan dengan mulut melongo. Lalu ia mengucek kedua
matanya seakan tak percaya dengan apa yang ia dilihatnya saat itu. Ternyata ia
memang tidak sedang menghayal atau bermimpi, di hadapannya kini telah berdiri
seseorang yang selama ini sudah sangat ia rindukan…. Niken dengan segala
kencantikan dan kesempurnaan ragawi seorang wanita..
“Alfiii… apa kabar sayangg” sapa gadis itu.
Alfi tak lagi mampu menjawab . Ia segera berlari
menubruk dan menangkap tubuh gadis itu dalam pelukan. Tak ada yang bisa
mencegahnya kali ini. Bibirnya segera menemukan bibir Niken dan memagutnya
dalam sebuah ciuman panjang dan panas. Mereka tak peduli pada nafas mereka yang
hendak bersikulasi. Keduanya saling mengecup, mengisap dalam gairah tinggi
menumpahkan segala kerinduan dan kasih sayang terhadap orang dipelukannya.
“emmppp…emmppp..” hanya bunyi itu yang terdengar di
antara tautan bibir ketat mereka.
Jemari Alfi menemukan buah pantat montok bekas
gurunya itu, diremasnya lembut sambil ditekan kearah tubuhnya. Ciuman itu
berlangsung bermenit-menit. Tak ada tanda-tanda keduanya akan segera mengakhiri
ciuman tersebut. Semakin lama ciuman itu berubah semakin lembut. Sementara air
mata meleleh pada pipi Niken. Hingga akhirnya bibir mereka terpisah sejenak.
Mata keduanya saling menatap.
“buu Niken…buu…buu ja..nga pernah tinggalin Alfi
lagi ya buu …” ujar Alfi memohon dengan wajah memelas
“Ssttt…sudah ngga usah bicara lagi, perasaanmu
sama dengan ibu….” Niken menempelkan telunjuknya ke bibir Alfi
“benar ya buu”
“Ya fii… ibu janji ngga akan ninggalin kamu lagi
karena Ibupun tak bisa hidup tanpa kamu”
“kalau begitu Alfi bolehkan jadi…suami ibu? Alfi mau
menikahi ibuu”
Niken tersenyum geli. Menikah? anak ini ia serius
saat mengatakan itu. Alfi rupanya ingin memiliki dirinya secara utuh dalam
hubungan yang sacral. Padahal tanpa menikahpun ia telah menyerahkan hati dan
tubuhnya secara utuh kepada Alfi.
“Hi hi kamu harus sabar menunggu beberapa tahun lagi
hingga usiamu cukup untuk itu sayang, lagian sekarang ibu masih terikat oleh
tali pernikahan dengan pak Donie”
“Alfi ngga perduli, Alfi maunya jadi suami ibu
sekarang bolehkan bu?”
Sekilas Niken melihat garis kecemasan di wajah Alfi.
Ia tak tega kekasihnya itu kehilangan harapan untuk memilikinya. Alfi sudah
cukup menderita kehilangan dirinya dan Niken tak mau menambah kesedihan anak
itu.
“iya sayang….. sejak sekarang kamu boleh
menganggapku istrimu, besok-besok kita cari orang yang bisa menikahkan kita”
Alfi girang bukan main ia merasa yakin kali ini
Niken tak akan meninggalkannya lagi.
“Alfi kangen sekalii bu, ibu jangan pulang dulu ,
ibu menginap saja di kamar Alfi, Alfi mau entot ibu sampai besok pagi ya?”
“Hi hi iya deh aku siap kamu apa-apain tapi kamu
maukan sekarang panggil aku dengan sebutan Kak Niken saja bukan ibu, aku tak
ingin terlihat jauh lebih tua di bandingkan ke tiga gadismu yang lain”
Dalam hati Niken gembira bukan main, ia tak dapat
melupakan sentuhan-sentuhan Alfi yang jantan dulu yang memberinya jutaan
kenikmatan ragawi. Saat ini Niken benar-benar dalam kondisi haus akan belaian
dan ini akibat ketidakmampuan Donie sebagai laki-laki.
“iya kak .. kakak Niken manis”
Kegembiraan hatinya tak mampu lagi ia ungkapkan
lewat kata-kata. kerinduannya kini telah menyatu dengan gairahnya. Tanpa
menghiraukan keberadaan Sandra di sana, ciuman panas itu terjadi lagi. Semuanya
terjadi di hadapan Sandra. Ia tersenyum-senyum menyaksikan adegan tersebut. Ia
sangat mengerti perasaan mereka saat ini. Ia teringat hal ini pernah dialaminya
pada saat malam pengantinnya dulu. Perlahan ia keluar dari kamar dan menutup
pintu. Tanpa melepas ciumannya perlahan tubuh Niken bergerak mundur terdorong
ke arah kasur. Tubuh sintal itu kini terlentang dan menggeliat pasrah dalam
tindihan tubuh telanjang bocah 16 tahun. Kejadian di dalam kamar cottage xx
tempo hari sepertinya bakal terulang kembali. Namun kali ini berlangsung di
atas ranjang empuk Sandra. Meski sama-sama dalam kondisi tegangan tinggi dan
kerinduan yang teramat dalam, namun Alfi tak ingin tergesa-gesa melakukan
penetrasi ke vagina Niken. Ia ingin memberikan kepuasan total agar Niken tak
akan meninggalkan dirinya lagi. Ia sadar ini akan menjadi suatu sore yang
panjang bagi mereka berdua. Alfi melepas dulu ciumannya. Matanya menatap Niken.
Niken terlihat sangat cantik terbaring di sana dengan bibir yang merekah dan rambut
yang tergerai di atas bantal. Buah dadanya dapat terlihat dari balik
lingerienya yang tipis, menjulang seperti dua gunung kembar. Sungguh ia adalah
bidadari yang sangat molek. Mungkin hanya kak Sandranya yang mampu
menandinginya. Jemari Alfi masuk menyusup ke balik Lingerie indah itu dan
meraih payudara Niken yang ranum dan putih mulus kemudian mengeluarkannya dari
pembungkusnya. Puting susunya yang kemerahan mulai mengeras karena diakibatkan
oleh pergerakan tangan Alfi.
Kecupan Alfi beralih ke leher jenjang Niken
perlahan turun hingga sampai di belahan dada gadis itu lalu lidahnya
mulai menjilati setiap jengkal permukaan kulit kedua bukit putih kembar di
hadapannya. Ia mengetahui dan selalu ingat dimana saja titik kenikmatan setiap
pasangan wanitanya. Niken paling menyukai bagian yang ini dimana saat Alfi
mulai menyusu bagai seorang bayi pada payudara kirinya. Mulanya bibirnya
menghisap dengan lembut sambil sesekali memutar-mutar lidahnya lalu semakin
kuat seakan ingin menelan puting susu itu.
“Errggggggg…Fiii…” gadis itu merintih-rintih
Namun sensasi ia rasakan kali ini sungguh berbeda
dengan dulu. Rasa geli dan nikmat yang dengan cepat diikuti oleh sebuah
perasaan menyenangkan yang hebat, lalu menjalar ke setiap syaraf pada seluruh
tubuh lalu menyebar hingga ke pinggul bagian bawah.
Tak disangka-sangka, vaginanya yang belum diberi
rangsangan sama sekali telah berkontraksi sendiri. Niken mengalami sebuah
orgasme padahal vaginanya masih dalam keadaan kosong dan belum memiliki sesuatu
untuk dijepit.
“Auwwwww……fiiiiiiiiiiii!!!!” pekiknya tertahan
sambil menekan erat kepala Alfi pada payudaranya
Alfi berhasil meletupkan kenikmatan yang selama ini
tak mampu diberikan oleh suaminya. Celana mungil yang diberikan Sandra terbuat
dari bahan yang sangat lentur. Selama ini Alfi selalu menyetubuhi Sandra tanpa
membuka celana dalam tersebut terlebih dahulu. Ia hanya cukup menyingkap
sedikit bagian tengahnya sehingga tititnya dapat melakukan penetrasi. Begitupun
kali ini. Sesekali ujung tititnya yang berkulup masuk sedikitt dan mencolek
belahan yang sudah mulai basah itu. dan membuat vagina Niken bereaksi
berkedut-kedut mencucup benda tersebut. Beberapa kali gadis itu mencoba
mengangkat pinggulnya namun percuma saja Alfi selalu menarik kejantannya menjauh.
“oughh..Fiii.. …masukin itumu dong sayanggg…..”
rengek Niken. Ia sungguh sudah tak sabar agar Alfi menuntaskannya. ia sudah
terlalu lama menanti kejantanan Alfi untuk mengadul-aduk kewanitaannya dan
sekaligus berinya kenikmatan seperti dulu.
“Kakk.. kakak ngga takut kan kali ini Alfi
buntingin?”
“Ohhh..Alfiii….lakukan sayangggg…Kakak mau uu
hamilll anak kamuuuu …”
lalu Alfi menggenggam penis besarnya yang sudah
menegang penuh dan diarahkan pada vagina Niken. Ia terlebih dahulu menyapu
kepala penisnya ke atas dan bawah di sepanjang bibir cantik itu sebelum
melakukan penetrasi. Setelah terlihat cairan yang merembes semakin banyak
keluar dari celah vagina Niken, barulah ia menekan batang kemaluannya masuk.
“terima titit Alfi sekarangg. Kakk.” Mereka
saling berpandangan sejenak sesaat sebelum penyatuan itu terjadi dan
Srtttt …..Lepp…bibir vagina Niken terbelah dan
kepala penis Alfi mulai menghilang ke balik bibir vagina itu. Labia dalamnya
mencengkram dengan ketat sehingga mencegah kepala penis itu masuk lebih dalam.
“Ouhhhh…Fiiiiii..pelaann-pelannn sayanggg” rintihnya
begitu merasakan nikmat bercampur sedikit rasa perih pada selangkangannya.
Napasnya sampai tersengal-sengal Ia tak menyangka titit Alfi tumbuh lebih
besar dari tempo hari. Benda benar-benar itu sudah tumbuh dengan sempurna pada
tubuh kecil Alfi. Bahkan jauh lebih besar dari milik suaminya.
“Sakitt..ya..kak? kok punyaa..kakakk..tambahh
sempittt!! tambahh… enakk..Ouuhhh”
“Uhh.. punyaaa kamuu yangg tambahh ..b..esarrr
…Fiii”
Untunglah Alfi bersikap sabar saat melakukan
penetrasi pada vagina Niken walau kondisinya yang sudah sangat terangsang. Alfi
menduga pastilah Donie mempunyai penis yang kecil sehingga vagina Niken
ia rasakan masih sangat rapat seperti dulu.
Niken membuka pahanya lebih lebar untuk memberi
ruang bagi Alfi memasuki dirinya.
ketika otot-otot vaginanya mulai rileks, Alfi mulai
lagi menekan lagi dan srttttt…batang penisnya yang hitam besar itu melesak lagi
sedikit dan seperti awal tadi, Niken tersentak sambil menjerit
“Awwww…Fiiiiiiii…Saakkiiiittt” ia merasakan
vaginanya dipaksa merenggang sampai batas maksimal.
Alfi mulai mengocok penisnya selembut mungkin
sehingga membuat bibir vagina Niken perlahan-lahan lebih meregang sedikit demi
sedikit menyesuaikan diri dengan ukuran penisnya. Kemaluan anak bagai
membongkar liang senggamanya dan menimbulkan rasa sakit dan linu diiringi
nikmat yang luar biasa. Perlahan tapi pasti sebagian besar dari batang hitam
itu masuk ke dalam tubuhnya dan tiap hentakan dia menerobos semakin
dalam…semakin dalam…dan Leppp…hingga akhirnya terbenam seluruhnya tanpa
sisa bersatu kembali dengan liang cinta yang pernah diperawaninya dulu.
“Oghhhh…Fiiiii….”
Niken menggeliat dan merintih sambil melingkarkan
kedua kakinya ke pantat Alfi lalu menekankan tubuh anak itu agar penisnya tetap
dalam posisi terbenam dalam vaginanya. Daging itu mampu menjamah tempat yang
tak mampu dijangkau oleh penis Donie. Ujungnya yang masih berkulup itu menekan
mulut rahim. Sementara tetisnya membentur pantat putih Niken. Mata Niken
terpejam menikmati sensasi nikmat yang semakin lama semakin menyengat. Dan tak
menunggu lama vaginanya kembali berkedut keras dan Niken kembali Orgasme!
“Argggg….. Alllfiiiiiihhhhhhhhh!!!…”
Beruntung Alfi sudah berpengalaman bersetubuh dengan
banyak wanita dan sudah berkali-kali orgasme tadi malam jika tidak mana mungkin
ia dapat bertahan selama ini dalam lumatan istimewa vagina Niken
“Fii…kakak cinta sama kamuu” bisik Niken setelah
orgasmenya mereda.
kebahagian terpancar dari wajahnya yang cantik.
Pipinya merona merah
Apa yang ia dambakan sebagai seorang istri, kepuasan
sejati dalam persetubuhan, kini sudah dituntaskan bukan dari suaminya melainkan
dari Alfi, bekas muridnya yang pertama kali telah mengenalkannya dengan dunia
seks, sekaligus merengut kegadisannya, dan membuatnya ketagihan disetubuhi anak
itu.
“Ohh.. Benarkah kak? Kakak sayang dan cinta sama
Alfi” seakan tak percaya mendengar langsung Niken mengucapkan kata ‘cinta’
kepadanya. Ditatapnya kedua bola mata gadis itu seakan mencari-cari
kebenaran di situ.
“ya Fii, Kakak cinta padamu” ujar Niken sambil
membelai kepalanya. Iapun tak mengerti perasaan sayangnya kepada Alfi yang
semakin lama semakin menguat bahkan ia merasa tak dapat hidup tanpa bocah
keling ini. Yang ia butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang yang
berlimpah selama ini Alfi tunjukan padanya, bukan napsu sesaat , ketampanan dan
materi yang ada pada diri Donie suaminya.
“Alfi sejak dulu cinta kakak” ujarnya kembali
menenggelamkan kepalanya dalam pelukan . Kala sebelum menikah Niken belum
sepenuhnya memberikan hatinya padanya mungkin hanya sebatas dorongan napsu dan
rasa kasihan saja namun kini anak itu bangga dirinya yang buruk hitam itu bisa
mendapatkan cinta gadis semolek Niken secara utuh.
“Entot kakak lagi fiii…” pinta Niken
“He e Kak” ujar Alfi bersemangat.
Jika dulu setiap kali ingin mengulangi persenggamaan
Alfi-lah yang selalu memohon padanya. Namun kini Niken sudah tak malu untuk
memintanya terlebih dahulu. Adegan persetubuhan seorang bocah ABG dengan wanita
dewasa penuh gairah tinggi itu berlangsung lagi.
Penyatuan dua insan berbeda jenis dan usia. berbeda
pula status sosial, bahkan begitu tak sepadan untuk disandingkan. Niken yang
cantik bertubuh indah menggelepar dan merintih dalam genjotan seorang bocah
kurus kering berkulit hitam kesat. Alfi mengocok mengayunkan pinggulnya dengan
cepat dan dalam diringi desah dan rintihan keduanya. Tak ada yang terlewat oleh
adukan penis besar Alfi. Daging hitam itu menekan, clitoris, G-spot, mulut
rahim dan seluruh gumpalan-gumpalan daging dalam vagina gadis itu sehingga
menimbulkan perasaan geli nikmat bagi Niken secara total. Kejantanan Alfi yang
sejak kecil sudah terlatih ngentot serta di godog oleh ramuan ajaib Sriti
tumbuh dengan ukuran besar dan panjang dan memiliki struktur yang kokoh
perkasa. jangankan gadis biasa seperti Niken seorang bintang porno sekalipun
mampu bocah itu taklukan. Menit-menit berlalu. Peluh mengucur dari tubuh
keduanya. Udara kamar yang dingin tak mampu menghalau panas gelora yang
memancar dari himpitan keduanya. Niken sudah merasa sebuah dorongan dasyat
hendak pecah. Kukunya menancap pada bongkahan pantat alfi yang hitam legam.
“Awww..owww..fiih..ffiiihh..”
Orgasme gadis itu pecah tak tertahankan …..dan kali
ini tak hanya berlangsung sekali… dua kali…tiga..dan terjadi terus susul
menyusul bagai sebuah mata rantai!
“Aooooooooo…Fiiiiiiii……..eenaaakkk ….bangett!!!”
jika sudah sampai pada tahap ini Niken bibir mengeracau tak karuan. Tubuh
sintal itu mengelinjang dan mengelepar bagai seekor ayam yang disembelih. tubuh
kecil Alfi-pun ikut terlonjak-lonjak namun tetap melekat erat bagai seekor
lintah yang menggarap mangsanya. dekapannya yang kuat tak membuat tubuhnya
merenggang sedikitpun dari tubuh cantik Niken.
Dulu setiap kali Alfi melakukan persenggamaan dalam
waktu yang lama. Vagina Niken menjadi semakin sensitif menerima setiap gesekan
dengan penis Alfi. Hal itu membuatnya orgasme datang tak henti-hentinya
menyapa sepanjang persetubuhan seakan orgasme yang satu menjadi pemicu
datangnya orgasme berikutnya. Bahkan beberapa kali orgasme itu mampu membuat
Niken terkencing-kecing bagaikan sedang berejakulasi. Sebuah fenomena yang tak
Niken mengerti, namun itulah yang membuatnya sungguh tergila-gila dengan penis
bocah itu dan kini hal itu tersebut kembali dialaminya. Alfi memang seorang
pejantan sejati, namun sepertinya ia sudah tak lagi mampu bertahan. Selama
sepuluh menit vagina Niken melumat penisnya tanpa henti dan ia sudah
memberikan orgasme tak berujung pada gadis itu. Ia merasa ini adalah saat yang
tepat baginya melepaskan ejakulasinya. Spermanya sudah terasa mengalir perlahan
disepanjang saluran kencingnya. Tak mungkin untuk ia tahan lebih lama lagi.
Kepalanya menyusup ke relung leher Niken seraya berbisik
“Kaaak…. Alfiii…muncratt … kakaaak..”
“kamuuuu udah mauu sekarangg sayangggg?”
“Iyaaaa kakkkk sekarangggg oughhh”
“Ohh..keluarinnn…semuaaa sayangg…..isii
rahimmmkuu samaa benihhh..muuu” Niken merasakan daging kejantan bocah itu
mengembang mengempis bertanda akan segera berejakulasi.
Pelukan Alfi mendekap sambil menekan penisnya
sedalam mungkin ia dapat masuk hingga menyentuh dasar liang senggama Niken.
“Aargggggg…. Fiiiiiiiiiiiiiiii….…” Niken terpekik
saat orgasme yang paling kuat datang menyergapnya, jemarinya mencengram
dan menekan bongkahan pantat bulat bocah itu.
Pinggul gadis itu berayun terangkat membuat liang
senggamanya menelan habis batang titit Alfi tanpa sisa. Semua otot-otot
kewanitaannya berkontraksi berirama dengan sangat cepat dan kuat diikuti di
bagian panggul dan rahim. Lalu diakhiri dengan cengkraman kuat pada penis Alfi.
Kocokan Alfi mendadak macet total, penisnya bagai tercekik dan terkunci.
Bahkan gumpalan sperma kental yang terdorong dari testis nya sulit memancar
hingga menyesaki saluran dalam tititnya. Kejadian yang berlangsung hanya
beberapa detik itu membuat Alfi ia bagai melayang ke surga. rasa geli plus
nikmatnya sungguh menyengat tak tertahankan. Kontan saja Alfi terpekik keras
sementara kedua matanya mendelik dan hanya terlihat bagian putihnya saja.
“Aaaaoooooo…..enaaakkkkkkkkkkkkk!!!!!!!!”
setelah vagina Niken kembali berkedut-kedut barulah
titit Alfi agak lega memuncratkan sperma. Cairan itu melesat bagai peluru
begitu terlepas sumbatannya.
Creettt…cretttt…cretttt…Begitu banyak jumlah
cairan yang ia muntahkan sehingga vagina dan rahim Niken bagai tak
mampu menampung semuanya. Sebagian tumpah dan mengotori seprey kasur Sandra.
penantian mereka selama ini akhirnya telah tertuntaskan. Sandra sempat terkaget
mendengar jeritan anak. Untung saja rumahnya yang berhalaman luas berada cukup
jauh dari bagunan milik tetangga.
“Gilaa.. diapain aja si Alfi sama Niken sampai
meraung begitu? kena batunya juga rupanya si bandel kecil itu”gumam Sandra
sambil tersenyum geli.
Rasa penasaran membuat ia berkeinginan mengintip
keadaan di dalam kamarnya. Tak ingin mengganggu Ia mendorong sedikit daun
pintu. di hadapannya ia menyaksikan tubuh Alfi dalam keadaan melekat
menyatu dan memeluk erat dengan tubuh sintal Niken masih dalam belitan orgasme
bareng yang dasyat. Sesekali itu pinggul bocah itu menghentak- hentak sambil
terus menerus memompakan benihnya ke rahim gadis itu seakan-akan ia ingin
mengosongkan seluruh isi testisnya.
Uhhh ..Niken masih tetap orgasme dalam kondisi itu.
Sandra tercengang ternyata ada wanita lain yang mengalami hal tersebut selain
dirinya. Selama kejantanan Alfi tetap mengeram kaku dalam vaginanya maka wanita
itu akan terus memperoleh kenikmatan bersambung-sambung tanpa henti. Daging
hitam besar itu tetap kukuh meski sudah berejakulasi. Dan seperti biasa
beberapakali orgasme belum mampu membuat birahi Alfi mereda. Mulanya Sandra tak
ingin mengganggu keduanya yang sedang asyik masyuk namun gairahnya yang naik
memerintahkan lain. vaginanya berkedut-kedut seakan minta jatah kenikmatan.
Perlahan satu persatu pakaiannya jatuh ke lantai hingga tubuhnya bugil total.
Sandra perlahan mendekat kearah tautan kemaluan keduanya. Perlahan lidahnya
menjulur dan menyapu lelehan campuran cairan cinta kedua insan itu.
“Ohh..Sandddd..apa yang kamu lakukannn..ohghh” Niken
sempat terkejut melihat Sandra sudah berada di sana. Ia tak menduga Sandra mau
menjilati miliknya, rasa geli dan nikmat menambah panjang sesi orgasme Niken
akibat sapuan lidah Sandra pada bibir vaginanya yang masih merekah lebar oleh
penis Alfi. Sandra menghentikan jilatannya ketika ia melihat orgasme Niken
sudah mereda. Lalu berbaring menyamping menghadap tubuh Niken. Sementara kepala
Alfi-pun sudah terkulai
“Maaf ya Nien telah mengganggu kalian abis aku
terangsang banget liat kalian bereng tadi” ujarnya sambil menyeka sisa tetesan
sperma Alfi disekitar bibirnya.
“Kamu juga suka begituan dengan sesama cewek Sand?
Kulihat kamu ngga jijik jilatin punyaku tadi.”
“Aku cuma mau melakukannya dengan gadis tertentu
saja, seperti Dian, Nadine,…. dan juga kamu”
“Makasih ya Sand, kamu mau menerima aku jadi bagian
hidup kalian.”
“Kurasa kamu pantas bahagia, Nien”
Ketika tatapan kedua beradu
“Boleh Nien?.” bisik Sandra menurunkan wajahnya
“He e” Niken mengangguk matanya terpejam menanti
bibir Sandra menyentuh bibirnya.
“Emppp..mpppp”
Keduanya saling memagut, mengecup dengan panas dan
menghisap lidah. Ini pertama kali dalam hidup Niken melakukan ciuman dengan
sesama wanita. Sebelumnya Niken tak pernah tertarik dengan berhubungan dengan
sesama jenis namun entah mengapa ia kini malah meladeni permainan Sandra dan bahkan
menikmatinya.
“Kamu memang terlalu mengairahkan untuk ukuran
seorang guru, Nien” puji Sandra ketika ciuman mereka terlepas.
“Kamupun terlalu mengiurkan untuk menjadi seorang
ibu asuh Kan? Hi hi hi”
Mereka tertawa lepas. Tak ada lagi beban berat di hatinya
selama ini. Bagi Niken berada di tempat yang tepat diantara orang-orang yang
menyayanginya telah mampu memberinya rasa aman dan kedamaian. Tekadnya sudah
bulat. ia tak ingin kebahagiaannya terengut oleh aturan dan adat yang ada.
Bahkan ia sudah tak peduli lagi dengan nasib perkawinannya dengan Donie ke
depan. Kini Ia sudah mengerti membedakan antara kebahagian sejati dan yang
semu.
“Kak Sandra terima kasih ya kejutannya.” Ucap Alfi
“Masa cuma bilang terima kasih doang?”
Alfi nyengir lalu menatap Niken
“Kakk boleh Alfi ngentot sama kak Sandra dulu?”
ujarnya meminta ijin pada Niken.
Setelah Niken mengangguk barulah ia mencabut lepas
penis perkasanya dari vagina Niken. Plop! Penis itu sempat meninggalkan lobang
menganga, namun dengan cepat mengatup lagi bagai sebuah bibir tipis. Sebagian
cairan kental pun mengalir keluar dan sebagian lagi tetap tertinggal di rahim
Niken.
“Eng..tapi jangan lama-lama ya Fii punya kakak masih
ngilu bekas kamu kerjai tadi malam” mohon Sandra. Ia tahu sekali bila kontol
Alfi sudah memasukinya pastilah butuh waktu lama untuk mengakhiri persetubuhan
itu.
“Kamu cari gara-gara sich Sand” ujar Niken tersenyum
geli.
Alfi kini mulai bergerak mengangkangi Sandra, kepala
kemaluan Alfi yang membengkak itu menempel dan digesek-gesekan ke bibir
vagina Sandra. Nafas Sandra tertahan-tahan merasakan tekanan birahinya.
“Fii perlahan ya ..”
Lalu tanpa ba bi bu kontol hitam yang masih basah
oleh lendir Alfi dan Niken itu di sodokan membelah bibir vagina Sandra. kedua
tangan Alfi berpegang pada pinggul Sandra sambil menusukkan kemaluannya
kuat-kuat bawah. Blesss!! penis Alfi berhasil memasuki kemaluan Sandra
secara sempurna.
“Ougghhhh…Fiii.. enakkkk bangettt” erang
Sandra ketika vagina sudah penuh sesak oleh kemaluan Alfi, Kedua tangan Sandra
berpegangan kuat-kuat pada leher Alfi sementara kedua kakinya menjepit pinggang
Alfi kuat-kuat. Sandra memutar pinggulnya yang padat sesekali
menghentakan-hentak secara kuat dan liar.
“Aooooo….Kakkkkkk Sandraaa enakkk!!” pekiknya.
Tititnya bagai dihisap , dicengkram, dikulum bahkan saat Sandra menghentak
seakan vagina gadis itu hendak mencabut putus miliknya. Rasa geli menjalar
cepat terutama pada bagian kepala penis yang dipenuhi syaraf kenikmatan. Alfi
tak membiarkan dirinya ditaklukan secepat itu, ia segera bergerak mengentot.
Kemaluannya yang hitam besar mulai maju-mundur dengan cepat, tusukannya selalu
dalam dan kuat. Liang vagina Sandra bagai tertarik keluar saat Alfi menarik
penisnya, begitupun saat ia menekan bibir vagina Sandra seakan ikut terdorong
masuk kedalam.
Wow…Niken jadi teringat pertama kali saat ia
mengintip persetubuhan Sandra dan Alfi tempo hari. Kala itu pandangannya tak
begitu leluasa. Tak disangka-sangka kini ia menyaksikan adegan itu lagi dari
jarak demikian dekat. Ia takjub akan ukuran kejantanan Alfi yang besar dan
panjang, juga pada staminanya padahal baru saja bocah itu mengintiminya
selama lebih satu jam tanpa henti dan kini ia sudah nangring diatas tubuh gadis
lain. Wajar saja Sandra dan para sahabatnya kewalahan, gairah anak ini memang
tak kujung reda.
“Oughhhhhhhh….. kakaaak keluaaar….Fiii.”
Sandra menjerit penuh dengan kenikmatan.
ia merasakan orgasme yang luar biasa. Punggungnya
melengkung dan cairan kenikmatannya membanjiri titit Alfi yang perkasa. Sandra
terus mengejang sambil terus mengeluarkan cairan kenikmatan . Kukunya tambah
kuat menancap pada pantat Alfi yang bulat.
“Fii udahan dulu ya punya kakak ngilu”
“Dikit lagi ya kak, mani alfi sudah mau muncrat”
Sandra tak bicara lagi, ia tahu tak mungkin membujuk
pejantan kecil ini untuk berhenti mengumulinya. Ia menarik kepala Alfi kearah
payudaranya.
“Ernggggg…geliiiii” erang Sandra ketika salah satu
puting payudaranya sudah dalam kuluman bibir Alfi. Setelah mengalami orgasme,
tentu saja tubuhnya dalam keadaan bertambah sensitive terhadap sentuhan. Rasa
geli lebih dominan ketimbang rasa nikmat.
Oh… Sandra orgasme lagi! Ia merasakan kembali
kenikmatan itu datang. kocokan yang kuat dan cepat pada liang vaginanya
mempercepat orgasmenya datang lagi. Tubuhnya melenting dan bibirnya merintih
rintih. Diikuti dengan kontraksi pada semua otot-otot kewanitaannya yang
berkedut-kedut keras dan berirama sekaligus menghisap setiap inci benda hitam
besar yang mengaduknya sejak tadi.
“Oughhhhhh….Kakkkk” kedua biji mata Alfi
mendelik.
Lumatan vagina kedua wanita itu satu sama lain
memang agak berbeda. Namun tetap saja jangan dikatakan nikmatnya. Itu
membuatnya betah terus menerus menyetubuhi mereka. Lubang pipis Alfi
memuntahkan cairan panas ke dalam rahim Sandra. Benih cinta yang tak ada habis-habisnya
walau sudah dikuras berulangkali oleh dekapan dua vagina wanita cantik. Ketika
dilihatnya Alfi tak lagi berejakulasi, Niken mendorong perut Alfi agar
merenggang dari tubuh Sandra, batang titit Alfi terlepas dari balutan vagina
Sandra. ia tahu Sandra tak kuat lagi melanjutkan persetubuhan. Plop! Dilihatnya
kemaluan bocah itu masih berdiri kukuh, tak ada tanda-tanda anak ini mau
mengakhiri persetubuhan ini. Alfi selalu kembali terangsang apabila melihat
tubuh-tubuh indah polos Sandra dan Niken. Kedua tubuh yang ia perawani dulu
yang memang sangat aduhai. Niken memasukan penis yang berlumuran cairan cinta
Sandra dan sperma Alfi itu ke dalam mulutnya
Menjilati setiap tetes campuran penuh protein itu
tanpa sisa. Setelah penis Alfi bersih, kepala gadis itu menyelusup ke antara
paha Sandra. Terlihat kelopak kewanitaannya masih menganga dan didalamnya penuh
dengan lendir bening. Meski baru pertama kali ia melakukan prilaku para kaum
lesbian itu namun tak ada rasa jengah atau jijik pada diri Niken. Bau yang keluar
dari situ malahan merangsang dirinya. Dijilatinya kemaluan Sandra dengan
lembut, sambil meminum cairan yang tertinggal didalamnya. Alfi memang
keterlaluan semalaman ia sudah menghajar benda cantik ini lebih dari enam jam
lalu ditambah setengah jam-an siang ini. Bagaimanapun nikmatnya persetubuhan
itu tetap saja menciderai Sandra.
“Ouhhh Niennn..” rintihnya.
Kelembutan Niken mendatangkan rasa nyaman sekaligus
nikmat bagi Sandra. Hingga akhirnya orgasme Sandra memaksa seluruh sperma Alfi
terdorong keluar bersama miliknya. Niken dengan sigap menghisapinya
sampai habis. Dasar bandelnya Alfi penisnya yang masih agak tegang
itu ia selipkan kembali ke dalam vagina Sandra. Dan dibiarkannya mengeram di
situ
Alfi menyusupkan kepalanya dicekungan leher Sandra.
Sementara tangannya mengelus-elus lembut dada Niken. Betapa membahagiakan
berada di antara pelukan dua bidadari yang sangat dipujanya ini. Sayang kak
Dian belum pulang dan kak Nadine dalam kondisi hamil. Ingin rasanya saat ini ia
bersetubuh dengan ke empat gadis itu secara bersamaan.
“Fii” Sandra berbisik
“Iya kak?”
“Kamu lebih cinta aku atau kak Nikenmu Fii?” goda
Sandra
“Kkakaakk.. …Alfi sayang dan cintaa sama kakakk
berduaaa”
“Kalau kusuruh memilih salah satu, kamu akan memilih
siapa?”
“Ahhh kakk.. jangannn nanya begituuu”
ujar Alfi mempererat dekapannya pada tubuh sintal
Sandra. Ia kuatir Sandra cemburu terhadap kecantikan Niken. Dan memutuskan
meninggalkannya
“Sand.. udahan bercandanya nanti dia stress” bisik
Niken iba melihat wajah Alfi sudah memerah mau menangis.
“iya ..ya , kakak cuma bercanda kok, kakak tetap
mencintai kamu Fii walau kamu punya banyak kekasih nantinya”
“Kak sandraaa, Alfi ngga mungkin ninggalin kakak,
kakak cinta pertama Alfi, kakak Perawan pertama Alfi, Alfi cinta setengah mati
sama kakak”.
“Idihhh gombalnyaa bikin aku klepek-klepek Nienn”
ujar Sandra. Niken tersenyum geli
Ia tahu meski kedengaran gombal perkataan Alfi
merupakan cerminan ketulusan cintanya pada Sandra dan dirinya.
“Fiii terlentang sayang, kakak mau di atas”
bisik Niken. Kali ini.ia menginginkan persetubuhan dengan posisi di atas tubuh
Alfi.
Alfi melepaskan tindihannya dari tubuh Sandra. Lalu
terlentang di antara keduanya dengan batang kemaluan berdiri bagai sebuah
tonggak. Niken naik ke atas tubuh kecil anak itu. Perlahan vagina indahnya
melahap hingga habis daging cinta Alfi yang hitam legam.
Clkteppp…sekejap penis besar Alfi menyatu sempurna
dengan vaginanya, dalam posisi duduk dengan kaki terlipat kebelakang lalu Niken
mengayun pinggulnya ke depan dan ke belakang. Kedua payudaranya yang
indah berayun-ayun mengikuti goyangan tubuhnya. Alfi hanya dapat menatap
keindahan tubuh Niken sambil Jemarinya meremas pinggul bulat wanita itu. Tak
banyak yang bisa ia lakukan dalam posisi ini. Ia membiarkan Niken mendominasi
persetubuhan.
“Uhhhhh Kakaak …punya kakkakk enakk
bangettt…kakak cantikkk…kakakkk molekkk” Alfi mulai meracau karena keenakan.
“Hmm.. masih saja ngegombal ya, dasar laki-laki,
rasakan inii…” kata Niken sambil mempercepat ayunan pinggulnya dan
otot-otot vaginanya mencengram kontol Alfi lebih kencang dari sebelumnya yang
membuat Alfi kian melambung keenakan.
“Ouuuuuuuggghh.. Kakakkkkk…Sayangggggg!!!!” lolong
Alfi nikmat seakan jiwanya ikut terbetot..
Niken tahu rasa-rasanya Alfi tak akan menunggu waktu
lama untuk berejakulasi. nikmat itu menggila dan tak dapat anak itu
tahan lagi. Dan…creetttt…creett..crettt
“Kakaaaakkk…Allfiiii muncrattt!!!!! Ougghhh!!!”
Jemari Alfi mencengkram pinggul Niken kuat-kuat.
Bersamaan dengan pekik nikmat, penisnya berkejat-kejat lalu lubang pipisnya
melepaskan memuntahkan seluruh sisa spermanya kedalam rahim Niken. Meski tak
satu tetes manipun yang keluar lagi namun penisnya masih
menghentak-hentak kuat dan vagina Nikenpun seakan tak pernah mengendur
mencengram batangnya. Niken paling suka memandangi ekspesi wajah Alfi kala
bocah itu mendapat orgasme darinya.
“Wow Nien… kamu hebat bisa menaklukan dia hi..hi”
ujar Sandra yang sejak tadi tak lepas menatap persetubuhan mereka. Baik ia
maupun Dian dan Nadine juga memiliki posisi favorite dan kebiasaan
sendiri-sendiri. Sejak diperawani Alfi dulu Sandra lebih suka posisi
‘missionary’ di mana Alfi menindih tubuhnya, menghajarnya dengan hujaman
kuat. Dian memilih ‘doggie style’ alasannya pada posisi itu Ia merasa G-spotnya
tertumbuk secara maksimal oleh titit Alfi. Sedangkan Nadine ada
kecenderungan menyukai persetubuhan di luar kamar tidur. Tempat yang paling di
sukai Nadine adalah kolam renang di rumah Sandra. Alfi melepas dekapannya lalu
memutar kembali posisi tubuhnya kembali menindih tubuh Niken.
“Tungguuu duluu! Fii” seru Sandra saat Alfi mulai
membentangkan kedua paha Niken dan segera akan kembali melakukan penetrasi.
“Kenapaaa kak?” ujarnya heran karena Sandra
tiba-tiba mencegahnya.
“Kita istirahat dulu sebentar ya, setelah makan
siang kita lanjutin lagi, apa kamu ngga kasihan sama kak Nikenmu?” jelas
Sandra. Alfi mendongak melihat ke arah jam dinding. Uhh..ternyata sudah pukul
2.30 siang, pantas perutnya berbunyi-bunyi tanpa ia sadari.
“Iya ya kak, hi hi biar Alfi yang beliin keluar ya”
ujarnya bergegas berpakaian dan menghilang dari balik pintu.
Sepeninggal Alfi keduanya memanfaatkan waktu buat
beristirahat sambil memulihkan tenaga karena mereka yakin setelah makan Alfi
akan menggarap tubuh mereka lagi.
“Nien, apakah kamu bahagia kan sekarang?” Tanya
Sandra diantara napasnya yang masih belum teratur.
“He e Sand, aku bahagia …hanya saja…”
“Aku tahu kamu bingung memikirkan soal kelanjutan
rumah tanggamu dengan Donie kan?”
“Iya itu Sand. Haruskah aku minta cerai saja pada
Donie?”
“Hmmm… aku rasa biar Donie yang memilih”
“Mak..sudmu bagaimanaa Sand?”
“Cerai dari Donie adalah pilihan terakhir.
Biarkanlah ia tahu hubunganmu dengan Alfi dan selanjutnya terserah ia mau
menerima keadaanmu atau dia harus merelakanmu pergi”
“Jangaaan… Sand, a..ku takut hal ini akan
menimbulkan masalah besar”
“Ngga usah kuatir manis, Aku tak akan gegabah,
baiknya kamu nonton saja, biar aku dan suamiku yang mengatur hal itu. Yang
penting sekarang kamu sudah mendapatkan kembali kebersamaanmu dengan Alfi.”
“Aku harus mempunyai alasan untuk itu Sand sebab
Donie tak mengijinkan aku sering-sering keluar rumah”
“Sementara ini kamu bisa bikin alasan memberi les
private bagi Alfi, Donie pasti tak dapat menolak bila Didit dan aku yang minta
kamu ke sini. dan bila suamimu sedang ke kota G si Alfi dapat menginap di
rumahmu”
Meski masih belum mengerti betul akan rencana Sandra
namun Niken menyetujuinya. Selama ini ia sudah cukup bersabar menanti datangnya
kebahagian dalam rumah tangganya. Apalagi ibundanya kini sudah tiada jadi tak
ada yang dikuatirkannya lagi. Awalnya ia hanya bisa pasrah dan tak tahu lagi
harus berbuat apa namun Niken berpikir inilah saatnya bagi ia mengapai
kebahagian bagi dirinya .
“Sand..”
“Ya?”
“Tadi Alfi meminangku”
“Hi hi kamu serius menanggapinya?”
“Menurutmu bagaimana?”
“Kurasa Alfi hanya sedikit trauma karena harus
berpisah denganmu tempo hari. Lantas apa jawabanmu?”
“Aku tak ingin ia kecewa kukatakan aku bersedia ia
nikahi. Sebenarnya yang jadi permasalahan aku kuatir setelah itu ia tak
mengijinkan aku pulang atau bertemu dengan suamiku sehingga akan menggangu
kelancaran rencanamu”
“Hi hi kamu ngga usah kuatir Nien. Nanti semuanya
akan kita atasi bersama-sama. Saat ini aku ingin melihat kamu berbahagia dulu”
“Baiklah…makasih kamu mau bersusah payah demi aku,
Sand” ujar Niken dengan senyum mulai mengembang pada bibirnya.
“Nah begitu dong..Yuk kita mandi bareng sambil
nunggu Alfi pulang dari resto”
terdengar Bunyi air yang memancar dari Shower.
Tuk..tuk..seseorang mengetuk kaca dinding shower.
Sandra menggeser pintu, di sana telah berdiri Dian dengan senyum manis.
“Hi” sapanya
“Eh Dian, kok sudah pulang? Oh ya ini Niken gurunya
Alfi” ujar Sandra sambil mematikan keran air
“Panggil Nien saja” ujar Niken.
Dian menyambut uluran tangan Niken, lalu menariknya
mendekat. tanpa takut bajunya basah. Lalu Dian mencium kedua pipinya. Ciuman
itu beralih ke bibir Niken. mulanya Niken terperangah mendapat sebuan mendadak
itu, namun sejurus kemudian ia sudah membalas lumatan bibir Dian.
Cks..cks…ciuman singkat namun hot itu terhenti ketika Dian melepas lumatannya
“Nien..aku berharap kamu mau menjadi bagian dari
keluarga kami” ujar Dian tulus
“Terima kasih yah kalian semua mau menerima
kehadiranku” Niken terharu atas penerimaan ke dua wanita ini.
“E..e kok sedih-sedihan lagi, sekarang
waktunya gembira dong” ujar Sandra
“Ck.. ck.. kamu ternyata memang sangat molek seperti
kata Alfi”
“Ah.. kamu juga suka memuji seperti Sandra, Kalian
berdua-pun mirip bidadari”
“iya ya emang kita semua cantik dan molek Hi hi .
Sand sepertinya beberapa hari ini kita bisa beristirahat, biar Niken dulu yang
menemani si Alfi”.
“Iya biarin mereka berbulan madu tanpa ada yang
mengganggu” ujar Sandra menimpali membuat pipi Niken memerah malu.
“eh .. aku boleh gabung mandi sama kalian kan?”
“Ayolah..toh pakaianmu juga sudah basah gitu hi hi”
Selanjutnya hanya terdengar tawa canda ketiga gadis
cantik itu diantara bunyi percikan air shower.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.